Rabu, 23 April 2008

Tugas 2 BK

TUGAS 2 BK

1. Motif dan Motivasi

Motif adalah dorongan atau daya kekuatan dari dalam diri seseorang yang bersangkutan untuk berbuat atau bertingkah laku dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Sedangkan motivasi adalah suatu daya yang menjadi dorongan seorang bertindak dimana rumusan motivasi menjadi sebuah kebutuhan nyata dan merupakan muara dari sebuah tindakan. Jika sebuah tindakkan tidak memiliki suatu tujuan, tentu seseorang dapat dikatakan sebagai tidak memiliki motif untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu. Bahkan motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak aktif dari sebuah tindakan, terutama ketika seseorang berada dalam keadaan dimana ia memiliki kebutuhan yang sangat mendesak.

Bergson dengan teori Elvanvitae mengakui adanya faktor yang bersifat nonmaterial yang mengatur tingkah laku seseorang. Demikian pula dengan Mc Donald dengan teori “Hormic” yang menyatakan bahwa tingkah laku ditentukan oleh hasrat, yang kerjanya analog dengan kenyataan-kenyataan dalam dunia ilmu alam dan ilmu kimia. Faktor nonmaterial dalam pikiran Bergson dan hasrat dalam rumusan Mc Donald dari tindakan seseorang, secara psikologi bisa disebut sebagai motivasi. Atau dengan kata lain, bisa kita rumuskan bahwa motivasi adalah sebuah dorongan yang bersifat nonmaterial berupa hasrat atau keinginan yang lahir dari individu itu sendiri.

Mc Donald sendiri menyatakan bahwa motivasi merupakan sebuah proses perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai munculnya feeling yang kemudian terumuskan dalam satu rumusan tujuan yang setelah seseorang memberikan tanggapan atau sikap. Tiga elemen penting motivasi sebagai sebuah proses perubahan energi dari Mc Donald ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi dalam system neuro physiological yang ada pada organisme manusia. Dalam tahap ini “rahasia” dalam diri manusia, tetapi penampilannya dapat diidentifikasikan dari sejumlah kegiatan fisik manusia, berupa perbuatan atau tingkah laku.

b. Motivasi ditandai dengan timbulnya rasa atau feeling, afeksi seseorang.

c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan.

Dengan demikian, Mc Donald motivasi merupakan respons terhadap sesuatu berupa rasa atau feeling yang dibarengi dengan adanya tujuan tertentu yang teraplikasi melalui perbuatan dan tindakan.

2. Potensi Bawaan

Pembawaan dan lingkungan berkenaan dengan faktor-faktor yang membentuk dan mempengaruhi perilaku individu. Pembawaan yaitu segala sesuatu yang dibawa sejak lahir dan merupakan hasil dari keturunan, yang mencakup aspek psiko-fisik, seperti struktur otot, warna kulit, golongan darah, bakat, kecerdasan, atau ciri-ciri-kepribadian tertentu. Pembawaan pada dasarnya bersifat potensial yang perlu dikembangkan dan untuk mengoptimalkan dan mewujudkannya bergantung pada lingkungan dimana individu itu berada. Pembawaan dan lingkungan setiap individu akan berbeda-beda. Ada individu yang memiliki pembawaan yang tinggi dan ada pula yang sedang atau bahkan rendah. Misalnya dalam kecerdasan, ada yang sangat tinggi (jenius), normal atau bahkan sangat kurang (debil, embisil atau ideot). Demikian pula dengan lingkungan, ada individu yang dibesarkan dalam lingkungan yang kondusif dengan sarana dan prasarana yang memadai, sehingga segenap potensi bawaan yang dimilikinya dapat berkembang secara optimal. Namun ada pula individu yang hidup dan berada dalam lingkungan yang kurang kondusif dengan sarana dan prasarana yang serba terbatas sehingga segenap potensi bawaan yang dimilikinya tidak dapat berkembang dengan baik.dan menjadi tersia-siakan.

Pentingnya mengetahui potensi (talenta) bawaan

Setiap ciptaan mempunyai talenta alami yang unik di dalam dirinya. Talenta bawaan itu akan menjadi sempurna secara alami. Artinya, bila seseorang menyadari bahwa kekuatan bawaannya yang dimilikinya misalkan talenta seorang orator (communicator) maka dengan berlatih guna memperoleh skill dan mempelajari teknik-teknik berkomunikasi dan berbicara (knowledge) maka dia akan mampu mencapai penampilan puncak yang sempurna (best performance)nya sebagai orator. Maka sebenarnya dalam pemilihan jurusan bagi anak-anak kita, sebaiknya disesuaikan dengan bakat bawaan (talenta innate) yang mereka miliki. Saat ini test potensi bawaan ini seperti Strengths Finder, MBTI dan DISC Profile telah dapat digunakan untuk memahami potensi bawaan seseorang.

Biasanya siswa yang memilih jurusan sesuai dengan potensi bawaannya, seolah telah mempersiapkan karir yang nanti akan memberinya kepuasan dan kebahagiaan. Sebaliknya mereka yang dipaksa mengikuti jurusan yang sebenarnya tidak seusai dengan potensi bawaannya, sering mengalami kesulitan dalam meniti karir, bahkan stress dalam menjalani jurusan tersebut....

3. Pengaruh Lingkungan Belajar

Lingkungan mempengaruhi kemampuan Anda dalam berkonsentrasi untuk belajar. Anda akan dapat memaksimalkan kemampuan konsentrasi Anda, jika Anda mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh terhadap konsentrasi. Jika Anda dapat memaksimalkan konsentrasi, Anda mampu menggunakan kemampuan Anda pada saat dan suasana yang tepat. Dengan demikian Anda dapat menghemat energi. Coba bayangkan jika Anda termasuk orang yang suka belajar di tempat yang sepi dan tenang, sementara teman Anda mengajak belajar di rumahnya sambil memasang musik dengan keras. Mampukah Anda berkonsentrasi dengan maksimal?

Faktor lingkungan yang mempengaruhi konsentrasi belajar adalah suara, pencahayaan, temperatur, dan desain belajar.

  • Suara

Tiap orang mempunyai reaksi yang berbeda terhadap suara. Ada yang menyukai belajar sambil mendengarkan musik keras, musik lembut, ataupun nonton TV. Ada juga yang suka belajar di tempat yang ramai, bersama teman. Tapi ada juga yang tidak dapat berkonsentrasi kalau banyak orang di sekitarnya. Bahkan bagi orang tertentu, musik atau suara apapun akan mengganggu konsentrasi belajar mereka. Mereka memilih belajar tanpa musik atau di tempat yang mereka anggap tenang tanpa suara. Namun, beberapa orang tertentu tidak merasa terganggu baik ada suara ataupun tidak. Mereka tetap dapat berkonsentrasi belajar dalam keadaan apapun.

  • Pencahayaan

Pencahayaan merupakan faktor yang pengaruhnya kurang begitu dirasakan dibandingkan pengaruh suara. Mungkin karena relatif mudah mengatur pencahayaan sesuai dengan yang Anda butuhkan.

  • Temperatur

Pengaruh temperatur terhadap konsentrasi belajar pada umumnya juga tidak terlalu dipermasalahkan orang. Namun, Anda perlu mengetahui bahwa reaksi tiap orang terhadap temperatur berbeda. Ada yang memilih belajar di tempat dingin, atau sejuk; sedangkan orang yang lain memilih tempat yang hangat.

  • Desain Belajar

Jika Anda sedang membaca, menulis, atau meringkas modul yang membutuhkan konsentrasi, coba perhatikan, apakah Anda merasa lebih nyaman untuk melakukannya sambil duduk santai di kursi, sofa, tempat tidur, tikar, karpet atau duduk santai di lantai? Jika salah satu cara tersebut merupakan cara yang membuat Anda lebih mudah berkonsentrasi untuk belajar, maka mungkin Anda termasuk orang yang membutuhkan desain informal atau cara belajar tidak formal yang santai.

Jika Anda termasuk tipe yang membutuhkan desain formal, maka mungkin Anda lebih mudah berkonsentrasi jika belajar dengan kursi dan meja belajar. Lengkapi tempat belajar Anda dengan kalimat-kalimat positif, foto, gambar, atau jadwal belajar yang dapat meningkatkan semangat belajar Anda. Yang penting, sesuaikan dengan tipe Anda, baik tipe informal maupun tipe formal. Anda telah mengetahui faktor-faktor dalam lingkungan yang dapat mempengaruhi konsentrasi belajar. Jadi, maksimalkan lingkungan tersebut untuk memaksimalkan konsentrasi belajar Anda.

4. Keunikan Pribadi

Mengapa ada orang yang doyan banget bekerja, tapi ada juga yang malas bukan main? Ada orang yang berani mengambil resiko, tapi ada yang penakut? Menurut Profesor Steven Reiss, perbedaan ini disebabkan adanya hasrat dasar manusia. Reiss, profesor Psikologi dan Psikiatri dari Ohio State University, menghabiskan lima tahun untuk mengembangkan dan menguji teori baru tentang motivasi manusia. Hasilnya dipublikasikan dalam bukunya, Who Am I? The 16 Basic Desires That Motivates Our Action and Define Our Personalities.

Dari penelitian yang telah dilakukan kepada lebih dari enam ribu jiwa, ditemukan 16 hasrat dasar yang memotivasi hidup manusia. Yaitu, kekuasaan, kemandirian, rasa ingin tahu, nrimo, keteraturan, hemat, kehormatan, idealisme, kontak sosial, keluarga, status, dendam, romansa, makan, latihan fisik, dan sifat kalem. "Keunikan pribadi-pribadi dihasilkan dari kombinasi dan peringkat ke 16 sifat ini," jelas Reiss. Reiss menerangkan, setidaknya hanya dua yang bukan merupakan bawaan genetis, yaitu idealisme dan nrimo. Hasil riset ini sempat jadi kontroversi. Pasalnya, sebelum hasil ini dikemukakan, para periset biasanya mereduksi perilaku menusia menjadi satu atau dua keinginan dasar, misalnya kesenangan, penderitaan, dan semangat bertahan hidup. Ternyata, "Kita adalah individu yang punya lebih banyak sifat dari yang para psikolog bayangkan," tutur Reiss.

Reiss memberi contoh sistem pendidikan yang diterapkan hanya untuk murid yang rasa ingin tahunya besar. Murid dianggap punya keinginan potensial yang sama untuk belajar. Padahal, faktanya tidak. "Ada murid yang cerdas, tapi tidak tertarik belajar di sekolah," kata Reiss. Tapi, sistem pendidikan tidak menampung pribadi seperti itu. "Para pendidik menganggap anak-anak punya potensi yang sama dalam hal belajar. Ini sebuah kesalahan," kritiknya. "Kalau seorang anak memiliki rasa ingin tahu yang kurang, itu normal-normal saja, selama tidak dibawah standar minimum. Orang tua murid seperti ini harus sadar bahwa anaknya berbeda, dan mendukungnya," kata Reiss lagi panjang lebar. Mengapa 'workaholic'

Contoh lainnya adalah kaum workaholic. Mereka bekerja lebih keras dari orang kebanyakan bukan karena bermasalah, tetapi karena mereka punya keinginan kuat untuk kekuasaan dan status. Reiss lantas menjelaskan tentang self hugging, yaitu menganggap apa yang terbaik buat dirinya otomatis terbaik untuk semua orang. Jadi, tolok ukurnya adalah dirinya sendiri. Padahal, tiap-tiap pribadi itu unik dan punya tolok ukur, nilai, dan targetnya sendiri. Orang seperti ini biasanya ingin mengubah orang-orang yang sebenarnya tidak ingin berubah. Misalnya kaum workaholic, yang sudah merasa senang dengan kondisinya, tidak usah dipaksa untuk berubah seperti diri kita yang bukan gila kerja. Di sinilah masalah dimulai. Penelitian Reiss dibantu oleh Susan Havercamp. Caranya, dengan menanyakan lebih dari 300 pernyataan dengan jawaban ya atau tidak, kepada obyek penelitian. Misalnya, pertanyaan "Saya suka belajar keahlian baru" atau "Saya harus menghindari rasa sakit". Setelah diuji kepada 2500 orang, periset lantas memakai teknik metematika yang membagi respons menjadi 15 keinginan dasar. Setelah 3500 orang, barulah keinginan ke-16, rasa hemat, muncul. Dari penelitian ini, muncullah yang dinamakan Reiss Profiles, yang bisa menunjukkan kecenderungan profil dan kepribadian seseorang.




Tidak ada komentar: