Rabu, 23 April 2008

Tugas 1 BK

TUGAS 1 BK

Teori Belajar

1. Teori Belajar B.F. Skinner

Belajar merupakan salah satu konsep yang amat mendasar dari psikologi. Manusia belajar untuk hidup. Tanpa belajar, seseorang tidak akan dapat mempertahankan dan mengembangkan dirinya, dan dengan belajar manusia mampu berbudaya dan mengembangkan harkat kemanusiaannya. Inti perbuatan belajar adalah upaya untuk menguasai sesuatu yang baru dengan memanfaatkan yang sudah ada pada diri individu. Penguasaan yang baru itulah tujuan belajar dan pencapaian sesuatu yang baru itulah tanda-tanda perkembangan, baik dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotor/keterampilan. Untuk terjadinya proses belajar diperlukan prasyarat belajar, baik berupa prasyarat psiko-fisik yang dihasilkan dari kematangan atau pun hasil belajar sebelumnya.

· Teori Belajar Behaviorisme

Aliran behaviorisme tidak mempercayai adanya bakat dan sifat turun temurun, tetapi pendidikanlah yang menentukan kemampuan seseorang. Semua manusia dilahirkan memiliki kapasitas dan kemampuan yang sama. Hanya pendidikan yang dapat mempengaruhirefleks sesuai dengan kemampuan.

Behaviorisme merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu.
hukum belajar behaviorisme yang berupa operant conditioning menurut B.F Skinner :

Dari eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner terhadap tikus dan selanjutnya terhadap burung merpati menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya :

  1. Law of operant conditining yaitu jika timbulnya perilaku diiringi dengan stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat.
  2. Law of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant telah diperkuat melalui proses conditioning itu tidak diiringi stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan menurun bahkan musnah.

Reber (Muhibin Syah, 2003) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan operant adalah sejumlah perilaku yang membawa efek yang sama terhadap lingkungan. Respons dalam operant conditioning terjadi tanpa didahului oleh stimulus, melainkan oleh efek yang ditimbulkan oleh reinforcer. Reinforcer itu sendiri pada dasarnya adalah stimulus yang meningkatkan kemungkinan timbulnya sejumlah respons tertentu, namun tidak sengaja diadakan sebagai pasangan stimulus lainnya seperti dalam classical conditioning.

Teori Pembelajaran Behaviorisme adalah perubahan tingkah laku setelah terjadi proses belajar dalam diri siswa

I. Ivan Pavlov

1. Pengertian Teori Pelaziman Klasik Pavlov;

a. Generalisasi :

Rangsangan yg sama hasilkan tindak balas yg sama. Cth: Ali risau setiap kali diadakan ujian kimia. Ia juga risau dengan ujian biologi kerana dua matapel tersebut ada kaitan dgn yg lain. Oleh itu kerisauan kimia telah digeneralisasikan dgn biologi..

b. Diskriminasi ;

Tindakan individu terhadap suatu rangsangan tertentu shj. Cth Jika Ali ambil ujian Sejarah ia tak risau nak ambil ujian Bahasa Inggeris kerana ia tiada kaiatan dengan yg lain.

c. Penghapusan;

Rangsangan terlazim tidak disertai dgn rangsangan tidak terlazim. Cth Bunyi loceng biasanya rehat, tapi kita larang murid buat demikian, akibatnya bunyi loceng- murid tak kata itu tandanya rehat

2. Kerangka berfikir teori :

Setiap Rangsangan akan menimbulkan gerak balas. (anjing/air liur).

II. John Watson (1878 - 1958)

John Broades Watson dilahirkan di Greenville pada tanggal 9 Januari 1878 dan wafat di New York City pada tanggal 25 September 1958. Ia mempelajari ilmu filsafat di University of Chicago dan memperoleh gelar Ph.D pada tahun 1903 dengan disertasi berjudul "Animal Education". Watson dikenal sebagai ilmuwan yang banyak melakukan penyelidikan tentang psikologi binatang.

Pada tahun 1908 ia menjadi profesor dalam psikologi eksperimenal dan psikologi komparatif di John Hopkins University di Baltimore dan sekaligus menjadi direktur laboratorium psikologi di universitas tersebut. Antara tahun 1920-1945 ia meninggalkan universitas dan bekerja dalam bidang psikologi konsumen.

John Watson dikenal sebagai pendiri aliran behaviorisme di Amerika Serikat. Karyanya yang paling dikenal adalah "Psychology as the Behaviourist view it" (1913). Menurut Watson dalam beberapa karyanya, psikologi haruslah menjadi ilmu yang obyektif, oleh karena itu ia tidak mengakui adanya kesadaran yang hanya diteliti melalui metode introspeksi. Watson juga berpendapat bahwa psikologi harus dipelajari seperti orang mempelajari ilmu pasti atau ilmu alam. Oleh karena itu, psikologi harus dibatasi dengan ketat pada penyelidikan-penyelidikan tentang tingkahlaku yang nyata saja. Meskipun banyak kritik terhadap pendapat Watson, namun harus diakui bahwa peran Watson tetap dianggap penting, karena melalui dia berkembang metode-metode obyektif dalam psikologi.

Peran Watson dalam bidang pendidikan juga cukup penting. Ia menekankan pentingnya pendidikan dalam perkembangan tingkahlaku. Ia percaya bahwa dengan memberikan kondisioning tertentu dalam proses pendidikan, maka akan dapat membuat seorang anak mempunyai sifat-sifat tertentu. Ia bahkan memberikan ucapan yang sangat ekstrim untuk mendukung pendapatnya tersebut, dengan mengatakan: "Berikan kepada saya sepuluh orang anak, maka saya akan jadikan ke sepuluh anak itu sesuai dengan kehendak saya".

Teori Pelaziman Klasik Watson;

Bukti emosi manusia boleh dilazimkan dengan pelaziman klasik (Albert dan Tikus Putih) Oleh itu, guru perlu pilih rangsangan yg menyeronokkan utk bina pembelajaran.

III. Edward Lee Thorndike

Teori Pelaziman Operan Thorndike (Cuba Jaya)

a. Hukum kesediaan: Persediaan individu utk belajar dari segi psikomotor, afektif dan kognitif.

b. Hukum Latihan: Latihan diulang2 utk tingkat kemahiran.

c. Hukum Kesan: Kesan yg menyeronokkan akan tingkatkan hubungan rangsangan dan gerak balas.

Kerangka berfikir teori : dengan menganut Cuba Jaya (ganjaran/dendaan)

IV.Burrhus F. Skinner (1904-1990)
Burrhus Frederic Skinner dilahirkan di sebuah kota kecil bernama Susquehanna, Pennsylvania, pada tahun 1904 dan wafat pada tahun 1990 setelah terserang penyakit leukemia. Skinner dibesarkan dalam keluarga sederhana, penuh disiplin dan pekerja keras. Ayahnya adalah seorang jaksa dan ibunya seorang ibu rumah tangga.

Skinner mendapat gelar Bachelor di Inggris dan berharap bahwa dirinya dapat menjadi penulis. Semasa bersekolah memang ia sudah menulis untuk sekolahnya, tetapi ia menempatkan dirinya sebagai outsider (orang luar), menjadi atheist, dan sering mengkritik sekolahnya dan agama yang menjadi panutan sekolah tersebut. Setelah lulus dari sekolah tersebut, ia pindah ke Greenwich Village di New York City dan masih berharap untuk dapat menjadi penulis dan bekerja di sebuah surat kabar.

Pada tahun 1931, Skinner menyelesaikan sekolahnya dan memperoleh gelar sarjana psikologi dari Harvard University. Setahun kemudian ia juga memperoleh gelar doktor (Ph.D) untuk bidang yang sama. Pada tahun 1945, ia menjadi ketua fakultas psikologi di Indiana University dan tiga tahun kemudian ia pindah ke Harvard dan mengajar di sana sepanjang karirnya. Meskipun Skinner tidak pernah benar-benar menjadi penulis di surat kabar seperti yang diimpikannya, ia merupakan salah satu psikolog yang paling banyak menerbitkan buku maupun artikel tentang teori perilaku/tingkahlaku, reinforcement dan teori-teori belajar.
Skinner adalah salah satu psikolog yang tidak sependapat dengan Freud. Menurut Skinner meneliti ketidaksadaran dan motif tersembunyi adalah suatu hal yang percuma karena sesuatu yang bisa diteliti dan diselidiki hanya perilaku yang tampak/terlihat. Oleh karena itu, ia juga tidak menerima konsep tentang self-actualization dari Maslow dengan alasan hal tersebut merupakan suatu ide yang abstrak belaka.
Skinner memfokuskan penelitian tentang perilaku dan menghabiskan karirnya untuk mengembangkan teori tentang Reinforcement. Dia percaya bahwa perkembangan kepribadian seseorang, atau perilaku yang terjadi adalah sebagai akibat dari respond terhadap adanya kejadian eksternal. Dengan kata lain, kita menjadi seperti apa yang kita inginkan karena mendapatkan reward dari apa yang kita inginkan tersebut. Bagi Skinner hal yang paling penting untuk membentuk kepribadian seseorang adalah melalui Reward & Punishment. Pendapat ini tentu saja amat mengabaikan unsur-unsur seperti emosi, pikiran dan kebebasan untuk memilih sehingga Skinner menerima banyak kritik.

1. Teori Pelaziman Operan Skinner (Peneguhan)

a. Peneguhan Positif: (pujian, senyuman, hadiah – supaya teruskan kebaikan)

b. Peneguhan negativ (marah, leteran – supaya buat kerja)

c. Dendaan : halang daripada buat semula kesilapan

(i) Dendaan Persembahan: Lari keliling padang, beri kerja tambahan

(ii) Dendaan Penyingkiran: Dilarang menonton tv sebab anak periksa.

d. Prinsip Premack: Kaitkan aktiviti yg tidak diminati dengan yang diminati (Belajar dulu jika anak main bola)

e. Pelupusan: Tiada peneguhan dengan sendirinya lupus.

2. Kerangka berfikir teori :

operan conditioning, perilaku dapat dimanipulasi dengan mengelola kondisi reinforcement Teori Pelaziman Operan (ukur ganjaran/dendaan – Merpati).

3. Aplikasi Teori Skinner dalam Bilik Darjah

a. Beri peneguhan positif pd tindakan yg baik.

b. Ganjaran harus sesuai dgn kesukaran pembelajaran.

c. Hati-hati beri peneguhan negatif takut dianggap hukuman.

c. Latihan berulang perlu utk pengukuhan pembelajaran

c. Beri keutamaan pada Latihan yg wujudkan pengukuhan.

V. Edward Tolman:

Tolman berpendapat bahwa melalui perilaku bertujuan, proses belajar bukanlah sesuatu situasi yang dapat diamati semuanya, tetapi proses nyata dari belajar terdiri dari operasi kognitif yang terpusat.

Kerangka berfikir teori : teori behaviorisme purposif, yang mencakup segi positif dari konsep behavioristik dan kognitif.

VI. Albert Bandura (1925)

Albert Bandura dilahirkan pada tahun 1925 di Alberta, Canada. Dia memperoleh gelar Master di bidang psikologi pada tahun 1951 dan setahun kemudian ia juga meraih gelar doktor (Ph.D). Setahun setelah lulus, ia bekerja di Standford University.
Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran sosial (Social Learning Theory), salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada komponen kognitif dari pikiran, pemahaman dan evaluasi. Albert Bandura menjabat sebagai ketua APA pada tahun 1974 dan pernah dianugerahi penghargaan Distinguished Scientist Award pada tahun 1972.

Kekurangan dan kelebihan

Pembelajaran pada siswa yang berpusat pada guru bersifat mekanistik dan hanya berorientasi pada asil yang dapat diamati dan diukur sehingga kejelian dan kepekaan guru pada situasi dan kondisi belajar sangat penting dalam penerapan kondisi behavioristik. Pnerapan teori behavioristik juga mengakibatkan terjadinya pross pembelajaran yang sangat tidak menyenangkan bagi siswa yi guru sbg sentral bersikap otoriter komunikasi berlangsung satu arah, guru melatih dan menntukan apa yang harus murid pelajari. Murih dipandang pasif prlu motivasi dari luar dan sangat dipengaruhi oleh penguatan dari guru.

Metode ini cocok untuk pemerolehan kemampuan yang membutuhkan praktwek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur kecepatan, spontanitas, kelenturan, reflek dan daya tahan dsb.

· Teori Belajar Kognitif (Teori pemprosesan informasi) menurut Piaget

Piaget merupakan salah seorang tokoh yang disebut-sebut sebagai pelopor aliran konstruktivisme. Salah satu sumbangan pemikirannya yang banyak digunakan sebagai rujukan untuk memahami perkembangan kognitif individu yaitu teori tentang tahapan perkembangan individu. Menurut Piaget bahwa perkembangan kognitif individu meliputi empat tahap yaitu : (1) sensory motor; (2) pre operational; (3) concrete operational dan (4) formal operational. Pemikiran lain dari Piaget tentang proses rekonstruksi pengetahuan individu yaitu asimilasi dan akomodasi. James Atherton (2005) menyebutkan bahwa asisimilasi adalah “the process by which a person takes material into their mind from the environment, which may mean changing the evidence of their senses to make it fit” dan akomodasi adalah “the difference made to one’s mind or concepts by the process of assimilation”

Dikemukakannya pula, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.
Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah :

1. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.

2. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.

3. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.

4. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.

5. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.

Kognitif berkaitan dengan mental, dan ianya berkait rapat dengan ingatan jangka panjang dan ingatan jangka pendek. Ini boleh dilihat melalui teori Pemprosesan Maklumat. Teori ini menumpukan kepada bagaimana pelajar memproses maklumat oleh pelajar . Maklumat yang baru disimpan dalam ingatan jangka pendek. Kemudian diproses sebelum disimpan ke ingatan jangka panjang. Kombinasi pengetahuan (maklumat yang diproses) dan kemahiran di ingatan jangka panjang akan membina strategi-strategi kognitif atau kemahiran yang berkaitan dengan tugas-tugas yang kompleks. Langkah langkah pengajaran mengikut teori pemprosesan maklumat disampaikan seperti berikut.

  1. Perhatian pelajar : Permulaan pengajaran dengan memberikan set induksi yang dapat menarik perhatian pelajar kepada guru dan pengajaran. Contohnya dalam pengajaran tajuk perkakasan komputer guru boleh bersoaljawab dengan pelajar dan menunjukkan beberapa contoh perkakasan kompouter ke dalam kelas .
  2. Membawa ingatan pelajar pada tajuk yang berkaitan. Perbincangan tajuk-tajuk lepas yang sudah dipelajari dan dikaitkan dengan topik yang kan diajar.
  3. Penekanan terhadap isi pelajaran yang penting ( utama). Pengajaran pembelajaran sesuatu tajuk disampaikan dengan penggunaan bahan bantu mengajar
    yang bertepatan dengan tajuk yang akan disampaikan. Contohnya dalam pengajaran tajuk perkakasan komputer beberapa handout
    mengenainya diedarkan kepada pelajar sebagai banah panduan dan rujukan untuk mengikuti pengajaran guru. Di samping penyediaan slaid powerpoint
    yang baik dan dapat menjelaskan isi pelajaran yang disampaikan.
  4. Persembahkan maklumat dengan teratur dengan menggunakan bahan bantu mengajar yang bersesuaian . Contohnya seperti perisian kursus yang
    berkaitan dengan tajuk perkakasan komputer .
  5. Tunjukkan pelajar bagaimana mengkategorikan maklumat yang diterima. Guru membantu dan memberikan bimbingan kepada pelajar untuk melaksanakan
    memahami dan pembelajaran .
  6. Beri peluang kepada pelajar untuk mengembangkan maklumat yang baru diterima
  7. Pengulangan Contoh ialah mengingatkan pelajar beberapa isi penting yang dipelajari (ingatan janga pendek) dan menyediakan
    beberapa aktiviti atau latihan yang berkaitan dengan pelajaran lepas ( ingatan jangka panjang)

· Teori Belajar Gestalt

Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang mempunyai padanan arti sebagai “bentuk atau konfigurasi”. Pokok pandangan Gestalt adalah bahwa obyek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang terorganisasikan. Menurut Koffka dan Kohler, ada tujuh prinsip organisasi yang terpenting yaitu :

1. Hubungan bentuk dan latar (figure and gound relationship); yaitu menganggap bahwa setiap bidang pengamatan dapat dibagi dua yaitu figure (bentuk) dan latar belakang. Penampilan suatu obyek seperti ukuran, potongan, warna dan sebagainya membedakan figure dari latar belakang. Bila figure dan latar bersifat samar-samar, maka akan terjadi kekaburan penafsiran antara latar dan figure.

2. Kedekatan (proxmity); bahwa unsur-unsur yang saling berdekatan (baik waktu maupun ruang) dalam bidang pengamatan akan dipandang sebagai satu bentuk tertentu.

3. Kesamaan (similarity); bahwa sesuatu yang memiliki kesamaan cenderung akan dipandang sebagai suatu obyek yang saling memiliki.

4. Arah bersama (common direction); bahwa unsur-unsur bidang pengamatan yang berada dalam arah yang sama cenderung akan dipersepsi sebagi suatu figure atau bentuk tertentu.

5. Kesederhanaan (simplicity); bahwa orang cenderung menata bidang pengamatannya bentuk yang sederhana, penampilan reguler dan cenderung membentuk keseluruhan yang baik berdasarkan susunan simetris dan keteraturan; dan

6. Ketertutupan (closure) bahwa orang cenderung akan mengisi kekosongan suatu pola obyek atau pengamatan yang tidak lengkap.

· Teori Konstruktivisme

Konstruktivisime merupakan proses pembelajaran yang menerangkan bagaimana pengetahuan disusun dalam minda manusia. Unsur-unsur konstruktivisme telah lama dipraktikkan dalam kaedah pengajaran dan pembelajaran di peringkat sekolah, maktab dan universiti tetapi tidak begitu ketara dan tidak ditekankan. Mengikut kefahaman konstruktivisme, ilmu pengetahuan tidak boleh dipindahkan daripada guru kepada pelajar dalam bentuk yang serba sempurna. Pelajar perlu bina sesuatu pengetahuan itu mengikut pengalaman masing-masing. Pembelajaran adalah hasil daripada usaha pelajar itu sendiri dan guru tidak boleh belajar untuk pelajar. Blok binaan asas bagi ilmu pengetahuan ialah satu skema iaiatu aktiviti mental yang digunakan oleh pelajar sebagai bahan mentah bagi proses renungan dan pengabstrakan. Fikiran pelajar tidak akan menghadapi realiti yang wujud secara terasing dalam persekitaran. Realiti yang diketahui pelajar adalah realiti yang dibina sendiri. Pelajar sebenarnya telah mempunyai satu set idea dan pengalaman yang membentuk struktur kognitif terhadap persekitaran mereka.Untuk membantu pelajar membina konsep atau pengetahuan baru, guru harus mengambil kira struktur kognitif yang sedia ada pada mereka. Apabila maklumat baru telah disesuaikan dan diserap untuk dijadikan sebahagian daripada pegangan kuat mereka, barulah kerangka baru tentang sesuatu bentuk ilmu pengetahuan dapat dibina. .

Beberapa orang ahli konstruktivisme yang terkemuka berpendapat bahawa pembelajaran yang bermakna itu bermula dengan pengetahuan atau pengalaman sedia ada pelajar. Rutherford dan Ahlgren berpendapat bahawa pelajar mempunyai idea mereka sendiri hampir dalam semua perkara, di mana ada yang betul dan ada yang salah. Jika kefahaman dan salah konsep ini diabaikan atau tidak ditangani dengan baik, kefahaman atau kepercayaan asal mereka itu akan tetap kekal walaupun dalam peperiksaan mereka mungkin memberi jawapan seperti yang dikehendaki oleh guru. John Dewey menguatkan lagi teori konstruktivisme ini dengan mengatakan bahawa pendidik yang cekap harus melaksanakan pengajaran dan pembelajaran sebagai proses menyusun atau membina pengalaman secara berterusan. Beliau juga menekankan kepentingan penyertaan pelajar di dalam setiap aktiviti pengajaran dan pembelajaran. Dari persepektif epistemologi yang disarankan dalam konstruktivisme fungsi guru akan berubah. Perubahan akan berlaku dalam teknik pengajaran dan pembelajaran, penilaian, penyelidikan dan cara melaksanakan kurikulum. Sebagai contoh, perspektif ini akan mengubah kaedah pengajaran dan pembelajaran yang menumpu kepada kejayaan pelajar meniru dengan tepat apa saja yang disampaikan oleh guru kepada kaedah pengajaran dan pembelajaran yang menumpu kepada kejayaan pelajar membina skema pengkonsepan berdasarkan kepada pengalaman yang aktif.
Dalam teori konstruktivisme, pelajar tidak lagi dianggap belajar daripada apa yang diberikan guru atau sistem pengajaran tetapi secara aktif membina realiti mereka sendiri dan pada masa yang sama mengubah suai realiti tersebut. Ini adalah sesuai dengan kaedah pengajaran dan pembelajaran berasaskan komputeri. Dalam melaksanakan pengajaran perkakasan komputer pelajar aktif dalam membina realiti mereka sendiri. Segala pengetahuan dibina oleh pelajar dalam modul tidak disokong dari pengetahuan luar. Dick (1997) menyatakan bahawa konstruktivisme hanya mencadangkan kaedah dalam mana persekitaran pembelajaran boleh disusunatur dan diurus supaya dapat membekalkan pelajar dengan konteks terbaik untuk belajar. Pembelajaran akan melibatkan pelajar yang aktif dengan mencari pengetahuan dan melibatkan kerja-kerja amali. Teori ini juga beranggapan bahawa pelajar mampu untuk membuat penyelidikan, menganalisis dan mempersembahkan maklumat .

Tidak ada komentar: