Rabu, 23 April 2008

Tugas 2 BK

TUGAS 2 BK

1. Motif dan Motivasi

Motif adalah dorongan atau daya kekuatan dari dalam diri seseorang yang bersangkutan untuk berbuat atau bertingkah laku dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Sedangkan motivasi adalah suatu daya yang menjadi dorongan seorang bertindak dimana rumusan motivasi menjadi sebuah kebutuhan nyata dan merupakan muara dari sebuah tindakan. Jika sebuah tindakkan tidak memiliki suatu tujuan, tentu seseorang dapat dikatakan sebagai tidak memiliki motif untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu. Bahkan motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak aktif dari sebuah tindakan, terutama ketika seseorang berada dalam keadaan dimana ia memiliki kebutuhan yang sangat mendesak.

Bergson dengan teori Elvanvitae mengakui adanya faktor yang bersifat nonmaterial yang mengatur tingkah laku seseorang. Demikian pula dengan Mc Donald dengan teori “Hormic” yang menyatakan bahwa tingkah laku ditentukan oleh hasrat, yang kerjanya analog dengan kenyataan-kenyataan dalam dunia ilmu alam dan ilmu kimia. Faktor nonmaterial dalam pikiran Bergson dan hasrat dalam rumusan Mc Donald dari tindakan seseorang, secara psikologi bisa disebut sebagai motivasi. Atau dengan kata lain, bisa kita rumuskan bahwa motivasi adalah sebuah dorongan yang bersifat nonmaterial berupa hasrat atau keinginan yang lahir dari individu itu sendiri.

Mc Donald sendiri menyatakan bahwa motivasi merupakan sebuah proses perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai munculnya feeling yang kemudian terumuskan dalam satu rumusan tujuan yang setelah seseorang memberikan tanggapan atau sikap. Tiga elemen penting motivasi sebagai sebuah proses perubahan energi dari Mc Donald ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi dalam system neuro physiological yang ada pada organisme manusia. Dalam tahap ini “rahasia” dalam diri manusia, tetapi penampilannya dapat diidentifikasikan dari sejumlah kegiatan fisik manusia, berupa perbuatan atau tingkah laku.

b. Motivasi ditandai dengan timbulnya rasa atau feeling, afeksi seseorang.

c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan.

Dengan demikian, Mc Donald motivasi merupakan respons terhadap sesuatu berupa rasa atau feeling yang dibarengi dengan adanya tujuan tertentu yang teraplikasi melalui perbuatan dan tindakan.

2. Potensi Bawaan

Pembawaan dan lingkungan berkenaan dengan faktor-faktor yang membentuk dan mempengaruhi perilaku individu. Pembawaan yaitu segala sesuatu yang dibawa sejak lahir dan merupakan hasil dari keturunan, yang mencakup aspek psiko-fisik, seperti struktur otot, warna kulit, golongan darah, bakat, kecerdasan, atau ciri-ciri-kepribadian tertentu. Pembawaan pada dasarnya bersifat potensial yang perlu dikembangkan dan untuk mengoptimalkan dan mewujudkannya bergantung pada lingkungan dimana individu itu berada. Pembawaan dan lingkungan setiap individu akan berbeda-beda. Ada individu yang memiliki pembawaan yang tinggi dan ada pula yang sedang atau bahkan rendah. Misalnya dalam kecerdasan, ada yang sangat tinggi (jenius), normal atau bahkan sangat kurang (debil, embisil atau ideot). Demikian pula dengan lingkungan, ada individu yang dibesarkan dalam lingkungan yang kondusif dengan sarana dan prasarana yang memadai, sehingga segenap potensi bawaan yang dimilikinya dapat berkembang secara optimal. Namun ada pula individu yang hidup dan berada dalam lingkungan yang kurang kondusif dengan sarana dan prasarana yang serba terbatas sehingga segenap potensi bawaan yang dimilikinya tidak dapat berkembang dengan baik.dan menjadi tersia-siakan.

Pentingnya mengetahui potensi (talenta) bawaan

Setiap ciptaan mempunyai talenta alami yang unik di dalam dirinya. Talenta bawaan itu akan menjadi sempurna secara alami. Artinya, bila seseorang menyadari bahwa kekuatan bawaannya yang dimilikinya misalkan talenta seorang orator (communicator) maka dengan berlatih guna memperoleh skill dan mempelajari teknik-teknik berkomunikasi dan berbicara (knowledge) maka dia akan mampu mencapai penampilan puncak yang sempurna (best performance)nya sebagai orator. Maka sebenarnya dalam pemilihan jurusan bagi anak-anak kita, sebaiknya disesuaikan dengan bakat bawaan (talenta innate) yang mereka miliki. Saat ini test potensi bawaan ini seperti Strengths Finder, MBTI dan DISC Profile telah dapat digunakan untuk memahami potensi bawaan seseorang.

Biasanya siswa yang memilih jurusan sesuai dengan potensi bawaannya, seolah telah mempersiapkan karir yang nanti akan memberinya kepuasan dan kebahagiaan. Sebaliknya mereka yang dipaksa mengikuti jurusan yang sebenarnya tidak seusai dengan potensi bawaannya, sering mengalami kesulitan dalam meniti karir, bahkan stress dalam menjalani jurusan tersebut....

3. Pengaruh Lingkungan Belajar

Lingkungan mempengaruhi kemampuan Anda dalam berkonsentrasi untuk belajar. Anda akan dapat memaksimalkan kemampuan konsentrasi Anda, jika Anda mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh terhadap konsentrasi. Jika Anda dapat memaksimalkan konsentrasi, Anda mampu menggunakan kemampuan Anda pada saat dan suasana yang tepat. Dengan demikian Anda dapat menghemat energi. Coba bayangkan jika Anda termasuk orang yang suka belajar di tempat yang sepi dan tenang, sementara teman Anda mengajak belajar di rumahnya sambil memasang musik dengan keras. Mampukah Anda berkonsentrasi dengan maksimal?

Faktor lingkungan yang mempengaruhi konsentrasi belajar adalah suara, pencahayaan, temperatur, dan desain belajar.

  • Suara

Tiap orang mempunyai reaksi yang berbeda terhadap suara. Ada yang menyukai belajar sambil mendengarkan musik keras, musik lembut, ataupun nonton TV. Ada juga yang suka belajar di tempat yang ramai, bersama teman. Tapi ada juga yang tidak dapat berkonsentrasi kalau banyak orang di sekitarnya. Bahkan bagi orang tertentu, musik atau suara apapun akan mengganggu konsentrasi belajar mereka. Mereka memilih belajar tanpa musik atau di tempat yang mereka anggap tenang tanpa suara. Namun, beberapa orang tertentu tidak merasa terganggu baik ada suara ataupun tidak. Mereka tetap dapat berkonsentrasi belajar dalam keadaan apapun.

  • Pencahayaan

Pencahayaan merupakan faktor yang pengaruhnya kurang begitu dirasakan dibandingkan pengaruh suara. Mungkin karena relatif mudah mengatur pencahayaan sesuai dengan yang Anda butuhkan.

  • Temperatur

Pengaruh temperatur terhadap konsentrasi belajar pada umumnya juga tidak terlalu dipermasalahkan orang. Namun, Anda perlu mengetahui bahwa reaksi tiap orang terhadap temperatur berbeda. Ada yang memilih belajar di tempat dingin, atau sejuk; sedangkan orang yang lain memilih tempat yang hangat.

  • Desain Belajar

Jika Anda sedang membaca, menulis, atau meringkas modul yang membutuhkan konsentrasi, coba perhatikan, apakah Anda merasa lebih nyaman untuk melakukannya sambil duduk santai di kursi, sofa, tempat tidur, tikar, karpet atau duduk santai di lantai? Jika salah satu cara tersebut merupakan cara yang membuat Anda lebih mudah berkonsentrasi untuk belajar, maka mungkin Anda termasuk orang yang membutuhkan desain informal atau cara belajar tidak formal yang santai.

Jika Anda termasuk tipe yang membutuhkan desain formal, maka mungkin Anda lebih mudah berkonsentrasi jika belajar dengan kursi dan meja belajar. Lengkapi tempat belajar Anda dengan kalimat-kalimat positif, foto, gambar, atau jadwal belajar yang dapat meningkatkan semangat belajar Anda. Yang penting, sesuaikan dengan tipe Anda, baik tipe informal maupun tipe formal. Anda telah mengetahui faktor-faktor dalam lingkungan yang dapat mempengaruhi konsentrasi belajar. Jadi, maksimalkan lingkungan tersebut untuk memaksimalkan konsentrasi belajar Anda.

4. Keunikan Pribadi

Mengapa ada orang yang doyan banget bekerja, tapi ada juga yang malas bukan main? Ada orang yang berani mengambil resiko, tapi ada yang penakut? Menurut Profesor Steven Reiss, perbedaan ini disebabkan adanya hasrat dasar manusia. Reiss, profesor Psikologi dan Psikiatri dari Ohio State University, menghabiskan lima tahun untuk mengembangkan dan menguji teori baru tentang motivasi manusia. Hasilnya dipublikasikan dalam bukunya, Who Am I? The 16 Basic Desires That Motivates Our Action and Define Our Personalities.

Dari penelitian yang telah dilakukan kepada lebih dari enam ribu jiwa, ditemukan 16 hasrat dasar yang memotivasi hidup manusia. Yaitu, kekuasaan, kemandirian, rasa ingin tahu, nrimo, keteraturan, hemat, kehormatan, idealisme, kontak sosial, keluarga, status, dendam, romansa, makan, latihan fisik, dan sifat kalem. "Keunikan pribadi-pribadi dihasilkan dari kombinasi dan peringkat ke 16 sifat ini," jelas Reiss. Reiss menerangkan, setidaknya hanya dua yang bukan merupakan bawaan genetis, yaitu idealisme dan nrimo. Hasil riset ini sempat jadi kontroversi. Pasalnya, sebelum hasil ini dikemukakan, para periset biasanya mereduksi perilaku menusia menjadi satu atau dua keinginan dasar, misalnya kesenangan, penderitaan, dan semangat bertahan hidup. Ternyata, "Kita adalah individu yang punya lebih banyak sifat dari yang para psikolog bayangkan," tutur Reiss.

Reiss memberi contoh sistem pendidikan yang diterapkan hanya untuk murid yang rasa ingin tahunya besar. Murid dianggap punya keinginan potensial yang sama untuk belajar. Padahal, faktanya tidak. "Ada murid yang cerdas, tapi tidak tertarik belajar di sekolah," kata Reiss. Tapi, sistem pendidikan tidak menampung pribadi seperti itu. "Para pendidik menganggap anak-anak punya potensi yang sama dalam hal belajar. Ini sebuah kesalahan," kritiknya. "Kalau seorang anak memiliki rasa ingin tahu yang kurang, itu normal-normal saja, selama tidak dibawah standar minimum. Orang tua murid seperti ini harus sadar bahwa anaknya berbeda, dan mendukungnya," kata Reiss lagi panjang lebar. Mengapa 'workaholic'

Contoh lainnya adalah kaum workaholic. Mereka bekerja lebih keras dari orang kebanyakan bukan karena bermasalah, tetapi karena mereka punya keinginan kuat untuk kekuasaan dan status. Reiss lantas menjelaskan tentang self hugging, yaitu menganggap apa yang terbaik buat dirinya otomatis terbaik untuk semua orang. Jadi, tolok ukurnya adalah dirinya sendiri. Padahal, tiap-tiap pribadi itu unik dan punya tolok ukur, nilai, dan targetnya sendiri. Orang seperti ini biasanya ingin mengubah orang-orang yang sebenarnya tidak ingin berubah. Misalnya kaum workaholic, yang sudah merasa senang dengan kondisinya, tidak usah dipaksa untuk berubah seperti diri kita yang bukan gila kerja. Di sinilah masalah dimulai. Penelitian Reiss dibantu oleh Susan Havercamp. Caranya, dengan menanyakan lebih dari 300 pernyataan dengan jawaban ya atau tidak, kepada obyek penelitian. Misalnya, pertanyaan "Saya suka belajar keahlian baru" atau "Saya harus menghindari rasa sakit". Setelah diuji kepada 2500 orang, periset lantas memakai teknik metematika yang membagi respons menjadi 15 keinginan dasar. Setelah 3500 orang, barulah keinginan ke-16, rasa hemat, muncul. Dari penelitian ini, muncullah yang dinamakan Reiss Profiles, yang bisa menunjukkan kecenderungan profil dan kepribadian seseorang.




Tugas 1 BK

TUGAS 1 BK

Teori Belajar

1. Teori Belajar B.F. Skinner

Belajar merupakan salah satu konsep yang amat mendasar dari psikologi. Manusia belajar untuk hidup. Tanpa belajar, seseorang tidak akan dapat mempertahankan dan mengembangkan dirinya, dan dengan belajar manusia mampu berbudaya dan mengembangkan harkat kemanusiaannya. Inti perbuatan belajar adalah upaya untuk menguasai sesuatu yang baru dengan memanfaatkan yang sudah ada pada diri individu. Penguasaan yang baru itulah tujuan belajar dan pencapaian sesuatu yang baru itulah tanda-tanda perkembangan, baik dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotor/keterampilan. Untuk terjadinya proses belajar diperlukan prasyarat belajar, baik berupa prasyarat psiko-fisik yang dihasilkan dari kematangan atau pun hasil belajar sebelumnya.

· Teori Belajar Behaviorisme

Aliran behaviorisme tidak mempercayai adanya bakat dan sifat turun temurun, tetapi pendidikanlah yang menentukan kemampuan seseorang. Semua manusia dilahirkan memiliki kapasitas dan kemampuan yang sama. Hanya pendidikan yang dapat mempengaruhirefleks sesuai dengan kemampuan.

Behaviorisme merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu.
hukum belajar behaviorisme yang berupa operant conditioning menurut B.F Skinner :

Dari eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner terhadap tikus dan selanjutnya terhadap burung merpati menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya :

  1. Law of operant conditining yaitu jika timbulnya perilaku diiringi dengan stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat.
  2. Law of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant telah diperkuat melalui proses conditioning itu tidak diiringi stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan menurun bahkan musnah.

Reber (Muhibin Syah, 2003) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan operant adalah sejumlah perilaku yang membawa efek yang sama terhadap lingkungan. Respons dalam operant conditioning terjadi tanpa didahului oleh stimulus, melainkan oleh efek yang ditimbulkan oleh reinforcer. Reinforcer itu sendiri pada dasarnya adalah stimulus yang meningkatkan kemungkinan timbulnya sejumlah respons tertentu, namun tidak sengaja diadakan sebagai pasangan stimulus lainnya seperti dalam classical conditioning.

Teori Pembelajaran Behaviorisme adalah perubahan tingkah laku setelah terjadi proses belajar dalam diri siswa

I. Ivan Pavlov

1. Pengertian Teori Pelaziman Klasik Pavlov;

a. Generalisasi :

Rangsangan yg sama hasilkan tindak balas yg sama. Cth: Ali risau setiap kali diadakan ujian kimia. Ia juga risau dengan ujian biologi kerana dua matapel tersebut ada kaitan dgn yg lain. Oleh itu kerisauan kimia telah digeneralisasikan dgn biologi..

b. Diskriminasi ;

Tindakan individu terhadap suatu rangsangan tertentu shj. Cth Jika Ali ambil ujian Sejarah ia tak risau nak ambil ujian Bahasa Inggeris kerana ia tiada kaiatan dengan yg lain.

c. Penghapusan;

Rangsangan terlazim tidak disertai dgn rangsangan tidak terlazim. Cth Bunyi loceng biasanya rehat, tapi kita larang murid buat demikian, akibatnya bunyi loceng- murid tak kata itu tandanya rehat

2. Kerangka berfikir teori :

Setiap Rangsangan akan menimbulkan gerak balas. (anjing/air liur).

II. John Watson (1878 - 1958)

John Broades Watson dilahirkan di Greenville pada tanggal 9 Januari 1878 dan wafat di New York City pada tanggal 25 September 1958. Ia mempelajari ilmu filsafat di University of Chicago dan memperoleh gelar Ph.D pada tahun 1903 dengan disertasi berjudul "Animal Education". Watson dikenal sebagai ilmuwan yang banyak melakukan penyelidikan tentang psikologi binatang.

Pada tahun 1908 ia menjadi profesor dalam psikologi eksperimenal dan psikologi komparatif di John Hopkins University di Baltimore dan sekaligus menjadi direktur laboratorium psikologi di universitas tersebut. Antara tahun 1920-1945 ia meninggalkan universitas dan bekerja dalam bidang psikologi konsumen.

John Watson dikenal sebagai pendiri aliran behaviorisme di Amerika Serikat. Karyanya yang paling dikenal adalah "Psychology as the Behaviourist view it" (1913). Menurut Watson dalam beberapa karyanya, psikologi haruslah menjadi ilmu yang obyektif, oleh karena itu ia tidak mengakui adanya kesadaran yang hanya diteliti melalui metode introspeksi. Watson juga berpendapat bahwa psikologi harus dipelajari seperti orang mempelajari ilmu pasti atau ilmu alam. Oleh karena itu, psikologi harus dibatasi dengan ketat pada penyelidikan-penyelidikan tentang tingkahlaku yang nyata saja. Meskipun banyak kritik terhadap pendapat Watson, namun harus diakui bahwa peran Watson tetap dianggap penting, karena melalui dia berkembang metode-metode obyektif dalam psikologi.

Peran Watson dalam bidang pendidikan juga cukup penting. Ia menekankan pentingnya pendidikan dalam perkembangan tingkahlaku. Ia percaya bahwa dengan memberikan kondisioning tertentu dalam proses pendidikan, maka akan dapat membuat seorang anak mempunyai sifat-sifat tertentu. Ia bahkan memberikan ucapan yang sangat ekstrim untuk mendukung pendapatnya tersebut, dengan mengatakan: "Berikan kepada saya sepuluh orang anak, maka saya akan jadikan ke sepuluh anak itu sesuai dengan kehendak saya".

Teori Pelaziman Klasik Watson;

Bukti emosi manusia boleh dilazimkan dengan pelaziman klasik (Albert dan Tikus Putih) Oleh itu, guru perlu pilih rangsangan yg menyeronokkan utk bina pembelajaran.

III. Edward Lee Thorndike

Teori Pelaziman Operan Thorndike (Cuba Jaya)

a. Hukum kesediaan: Persediaan individu utk belajar dari segi psikomotor, afektif dan kognitif.

b. Hukum Latihan: Latihan diulang2 utk tingkat kemahiran.

c. Hukum Kesan: Kesan yg menyeronokkan akan tingkatkan hubungan rangsangan dan gerak balas.

Kerangka berfikir teori : dengan menganut Cuba Jaya (ganjaran/dendaan)

IV.Burrhus F. Skinner (1904-1990)
Burrhus Frederic Skinner dilahirkan di sebuah kota kecil bernama Susquehanna, Pennsylvania, pada tahun 1904 dan wafat pada tahun 1990 setelah terserang penyakit leukemia. Skinner dibesarkan dalam keluarga sederhana, penuh disiplin dan pekerja keras. Ayahnya adalah seorang jaksa dan ibunya seorang ibu rumah tangga.

Skinner mendapat gelar Bachelor di Inggris dan berharap bahwa dirinya dapat menjadi penulis. Semasa bersekolah memang ia sudah menulis untuk sekolahnya, tetapi ia menempatkan dirinya sebagai outsider (orang luar), menjadi atheist, dan sering mengkritik sekolahnya dan agama yang menjadi panutan sekolah tersebut. Setelah lulus dari sekolah tersebut, ia pindah ke Greenwich Village di New York City dan masih berharap untuk dapat menjadi penulis dan bekerja di sebuah surat kabar.

Pada tahun 1931, Skinner menyelesaikan sekolahnya dan memperoleh gelar sarjana psikologi dari Harvard University. Setahun kemudian ia juga memperoleh gelar doktor (Ph.D) untuk bidang yang sama. Pada tahun 1945, ia menjadi ketua fakultas psikologi di Indiana University dan tiga tahun kemudian ia pindah ke Harvard dan mengajar di sana sepanjang karirnya. Meskipun Skinner tidak pernah benar-benar menjadi penulis di surat kabar seperti yang diimpikannya, ia merupakan salah satu psikolog yang paling banyak menerbitkan buku maupun artikel tentang teori perilaku/tingkahlaku, reinforcement dan teori-teori belajar.
Skinner adalah salah satu psikolog yang tidak sependapat dengan Freud. Menurut Skinner meneliti ketidaksadaran dan motif tersembunyi adalah suatu hal yang percuma karena sesuatu yang bisa diteliti dan diselidiki hanya perilaku yang tampak/terlihat. Oleh karena itu, ia juga tidak menerima konsep tentang self-actualization dari Maslow dengan alasan hal tersebut merupakan suatu ide yang abstrak belaka.
Skinner memfokuskan penelitian tentang perilaku dan menghabiskan karirnya untuk mengembangkan teori tentang Reinforcement. Dia percaya bahwa perkembangan kepribadian seseorang, atau perilaku yang terjadi adalah sebagai akibat dari respond terhadap adanya kejadian eksternal. Dengan kata lain, kita menjadi seperti apa yang kita inginkan karena mendapatkan reward dari apa yang kita inginkan tersebut. Bagi Skinner hal yang paling penting untuk membentuk kepribadian seseorang adalah melalui Reward & Punishment. Pendapat ini tentu saja amat mengabaikan unsur-unsur seperti emosi, pikiran dan kebebasan untuk memilih sehingga Skinner menerima banyak kritik.

1. Teori Pelaziman Operan Skinner (Peneguhan)

a. Peneguhan Positif: (pujian, senyuman, hadiah – supaya teruskan kebaikan)

b. Peneguhan negativ (marah, leteran – supaya buat kerja)

c. Dendaan : halang daripada buat semula kesilapan

(i) Dendaan Persembahan: Lari keliling padang, beri kerja tambahan

(ii) Dendaan Penyingkiran: Dilarang menonton tv sebab anak periksa.

d. Prinsip Premack: Kaitkan aktiviti yg tidak diminati dengan yang diminati (Belajar dulu jika anak main bola)

e. Pelupusan: Tiada peneguhan dengan sendirinya lupus.

2. Kerangka berfikir teori :

operan conditioning, perilaku dapat dimanipulasi dengan mengelola kondisi reinforcement Teori Pelaziman Operan (ukur ganjaran/dendaan – Merpati).

3. Aplikasi Teori Skinner dalam Bilik Darjah

a. Beri peneguhan positif pd tindakan yg baik.

b. Ganjaran harus sesuai dgn kesukaran pembelajaran.

c. Hati-hati beri peneguhan negatif takut dianggap hukuman.

c. Latihan berulang perlu utk pengukuhan pembelajaran

c. Beri keutamaan pada Latihan yg wujudkan pengukuhan.

V. Edward Tolman:

Tolman berpendapat bahwa melalui perilaku bertujuan, proses belajar bukanlah sesuatu situasi yang dapat diamati semuanya, tetapi proses nyata dari belajar terdiri dari operasi kognitif yang terpusat.

Kerangka berfikir teori : teori behaviorisme purposif, yang mencakup segi positif dari konsep behavioristik dan kognitif.

VI. Albert Bandura (1925)

Albert Bandura dilahirkan pada tahun 1925 di Alberta, Canada. Dia memperoleh gelar Master di bidang psikologi pada tahun 1951 dan setahun kemudian ia juga meraih gelar doktor (Ph.D). Setahun setelah lulus, ia bekerja di Standford University.
Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran sosial (Social Learning Theory), salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada komponen kognitif dari pikiran, pemahaman dan evaluasi. Albert Bandura menjabat sebagai ketua APA pada tahun 1974 dan pernah dianugerahi penghargaan Distinguished Scientist Award pada tahun 1972.

Kekurangan dan kelebihan

Pembelajaran pada siswa yang berpusat pada guru bersifat mekanistik dan hanya berorientasi pada asil yang dapat diamati dan diukur sehingga kejelian dan kepekaan guru pada situasi dan kondisi belajar sangat penting dalam penerapan kondisi behavioristik. Pnerapan teori behavioristik juga mengakibatkan terjadinya pross pembelajaran yang sangat tidak menyenangkan bagi siswa yi guru sbg sentral bersikap otoriter komunikasi berlangsung satu arah, guru melatih dan menntukan apa yang harus murid pelajari. Murih dipandang pasif prlu motivasi dari luar dan sangat dipengaruhi oleh penguatan dari guru.

Metode ini cocok untuk pemerolehan kemampuan yang membutuhkan praktwek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur kecepatan, spontanitas, kelenturan, reflek dan daya tahan dsb.

· Teori Belajar Kognitif (Teori pemprosesan informasi) menurut Piaget

Piaget merupakan salah seorang tokoh yang disebut-sebut sebagai pelopor aliran konstruktivisme. Salah satu sumbangan pemikirannya yang banyak digunakan sebagai rujukan untuk memahami perkembangan kognitif individu yaitu teori tentang tahapan perkembangan individu. Menurut Piaget bahwa perkembangan kognitif individu meliputi empat tahap yaitu : (1) sensory motor; (2) pre operational; (3) concrete operational dan (4) formal operational. Pemikiran lain dari Piaget tentang proses rekonstruksi pengetahuan individu yaitu asimilasi dan akomodasi. James Atherton (2005) menyebutkan bahwa asisimilasi adalah “the process by which a person takes material into their mind from the environment, which may mean changing the evidence of their senses to make it fit” dan akomodasi adalah “the difference made to one’s mind or concepts by the process of assimilation”

Dikemukakannya pula, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.
Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah :

1. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.

2. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.

3. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.

4. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.

5. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.

Kognitif berkaitan dengan mental, dan ianya berkait rapat dengan ingatan jangka panjang dan ingatan jangka pendek. Ini boleh dilihat melalui teori Pemprosesan Maklumat. Teori ini menumpukan kepada bagaimana pelajar memproses maklumat oleh pelajar . Maklumat yang baru disimpan dalam ingatan jangka pendek. Kemudian diproses sebelum disimpan ke ingatan jangka panjang. Kombinasi pengetahuan (maklumat yang diproses) dan kemahiran di ingatan jangka panjang akan membina strategi-strategi kognitif atau kemahiran yang berkaitan dengan tugas-tugas yang kompleks. Langkah langkah pengajaran mengikut teori pemprosesan maklumat disampaikan seperti berikut.

  1. Perhatian pelajar : Permulaan pengajaran dengan memberikan set induksi yang dapat menarik perhatian pelajar kepada guru dan pengajaran. Contohnya dalam pengajaran tajuk perkakasan komputer guru boleh bersoaljawab dengan pelajar dan menunjukkan beberapa contoh perkakasan kompouter ke dalam kelas .
  2. Membawa ingatan pelajar pada tajuk yang berkaitan. Perbincangan tajuk-tajuk lepas yang sudah dipelajari dan dikaitkan dengan topik yang kan diajar.
  3. Penekanan terhadap isi pelajaran yang penting ( utama). Pengajaran pembelajaran sesuatu tajuk disampaikan dengan penggunaan bahan bantu mengajar
    yang bertepatan dengan tajuk yang akan disampaikan. Contohnya dalam pengajaran tajuk perkakasan komputer beberapa handout
    mengenainya diedarkan kepada pelajar sebagai banah panduan dan rujukan untuk mengikuti pengajaran guru. Di samping penyediaan slaid powerpoint
    yang baik dan dapat menjelaskan isi pelajaran yang disampaikan.
  4. Persembahkan maklumat dengan teratur dengan menggunakan bahan bantu mengajar yang bersesuaian . Contohnya seperti perisian kursus yang
    berkaitan dengan tajuk perkakasan komputer .
  5. Tunjukkan pelajar bagaimana mengkategorikan maklumat yang diterima. Guru membantu dan memberikan bimbingan kepada pelajar untuk melaksanakan
    memahami dan pembelajaran .
  6. Beri peluang kepada pelajar untuk mengembangkan maklumat yang baru diterima
  7. Pengulangan Contoh ialah mengingatkan pelajar beberapa isi penting yang dipelajari (ingatan janga pendek) dan menyediakan
    beberapa aktiviti atau latihan yang berkaitan dengan pelajaran lepas ( ingatan jangka panjang)

· Teori Belajar Gestalt

Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang mempunyai padanan arti sebagai “bentuk atau konfigurasi”. Pokok pandangan Gestalt adalah bahwa obyek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang terorganisasikan. Menurut Koffka dan Kohler, ada tujuh prinsip organisasi yang terpenting yaitu :

1. Hubungan bentuk dan latar (figure and gound relationship); yaitu menganggap bahwa setiap bidang pengamatan dapat dibagi dua yaitu figure (bentuk) dan latar belakang. Penampilan suatu obyek seperti ukuran, potongan, warna dan sebagainya membedakan figure dari latar belakang. Bila figure dan latar bersifat samar-samar, maka akan terjadi kekaburan penafsiran antara latar dan figure.

2. Kedekatan (proxmity); bahwa unsur-unsur yang saling berdekatan (baik waktu maupun ruang) dalam bidang pengamatan akan dipandang sebagai satu bentuk tertentu.

3. Kesamaan (similarity); bahwa sesuatu yang memiliki kesamaan cenderung akan dipandang sebagai suatu obyek yang saling memiliki.

4. Arah bersama (common direction); bahwa unsur-unsur bidang pengamatan yang berada dalam arah yang sama cenderung akan dipersepsi sebagi suatu figure atau bentuk tertentu.

5. Kesederhanaan (simplicity); bahwa orang cenderung menata bidang pengamatannya bentuk yang sederhana, penampilan reguler dan cenderung membentuk keseluruhan yang baik berdasarkan susunan simetris dan keteraturan; dan

6. Ketertutupan (closure) bahwa orang cenderung akan mengisi kekosongan suatu pola obyek atau pengamatan yang tidak lengkap.

· Teori Konstruktivisme

Konstruktivisime merupakan proses pembelajaran yang menerangkan bagaimana pengetahuan disusun dalam minda manusia. Unsur-unsur konstruktivisme telah lama dipraktikkan dalam kaedah pengajaran dan pembelajaran di peringkat sekolah, maktab dan universiti tetapi tidak begitu ketara dan tidak ditekankan. Mengikut kefahaman konstruktivisme, ilmu pengetahuan tidak boleh dipindahkan daripada guru kepada pelajar dalam bentuk yang serba sempurna. Pelajar perlu bina sesuatu pengetahuan itu mengikut pengalaman masing-masing. Pembelajaran adalah hasil daripada usaha pelajar itu sendiri dan guru tidak boleh belajar untuk pelajar. Blok binaan asas bagi ilmu pengetahuan ialah satu skema iaiatu aktiviti mental yang digunakan oleh pelajar sebagai bahan mentah bagi proses renungan dan pengabstrakan. Fikiran pelajar tidak akan menghadapi realiti yang wujud secara terasing dalam persekitaran. Realiti yang diketahui pelajar adalah realiti yang dibina sendiri. Pelajar sebenarnya telah mempunyai satu set idea dan pengalaman yang membentuk struktur kognitif terhadap persekitaran mereka.Untuk membantu pelajar membina konsep atau pengetahuan baru, guru harus mengambil kira struktur kognitif yang sedia ada pada mereka. Apabila maklumat baru telah disesuaikan dan diserap untuk dijadikan sebahagian daripada pegangan kuat mereka, barulah kerangka baru tentang sesuatu bentuk ilmu pengetahuan dapat dibina. .

Beberapa orang ahli konstruktivisme yang terkemuka berpendapat bahawa pembelajaran yang bermakna itu bermula dengan pengetahuan atau pengalaman sedia ada pelajar. Rutherford dan Ahlgren berpendapat bahawa pelajar mempunyai idea mereka sendiri hampir dalam semua perkara, di mana ada yang betul dan ada yang salah. Jika kefahaman dan salah konsep ini diabaikan atau tidak ditangani dengan baik, kefahaman atau kepercayaan asal mereka itu akan tetap kekal walaupun dalam peperiksaan mereka mungkin memberi jawapan seperti yang dikehendaki oleh guru. John Dewey menguatkan lagi teori konstruktivisme ini dengan mengatakan bahawa pendidik yang cekap harus melaksanakan pengajaran dan pembelajaran sebagai proses menyusun atau membina pengalaman secara berterusan. Beliau juga menekankan kepentingan penyertaan pelajar di dalam setiap aktiviti pengajaran dan pembelajaran. Dari persepektif epistemologi yang disarankan dalam konstruktivisme fungsi guru akan berubah. Perubahan akan berlaku dalam teknik pengajaran dan pembelajaran, penilaian, penyelidikan dan cara melaksanakan kurikulum. Sebagai contoh, perspektif ini akan mengubah kaedah pengajaran dan pembelajaran yang menumpu kepada kejayaan pelajar meniru dengan tepat apa saja yang disampaikan oleh guru kepada kaedah pengajaran dan pembelajaran yang menumpu kepada kejayaan pelajar membina skema pengkonsepan berdasarkan kepada pengalaman yang aktif.
Dalam teori konstruktivisme, pelajar tidak lagi dianggap belajar daripada apa yang diberikan guru atau sistem pengajaran tetapi secara aktif membina realiti mereka sendiri dan pada masa yang sama mengubah suai realiti tersebut. Ini adalah sesuai dengan kaedah pengajaran dan pembelajaran berasaskan komputeri. Dalam melaksanakan pengajaran perkakasan komputer pelajar aktif dalam membina realiti mereka sendiri. Segala pengetahuan dibina oleh pelajar dalam modul tidak disokong dari pengetahuan luar. Dick (1997) menyatakan bahawa konstruktivisme hanya mencadangkan kaedah dalam mana persekitaran pembelajaran boleh disusunatur dan diurus supaya dapat membekalkan pelajar dengan konteks terbaik untuk belajar. Pembelajaran akan melibatkan pelajar yang aktif dengan mencari pengetahuan dan melibatkan kerja-kerja amali. Teori ini juga beranggapan bahawa pelajar mampu untuk membuat penyelidikan, menganalisis dan mempersembahkan maklumat .

Perkembangan Remaja

PERKEMBANGAN REMAJA

Remaja pada umumnya merujuk kepada golongan manusia yang berumur 12-21 tahun. Dari sudut perkembangan manusia, remaja merujuk kepada satu peringkat perkembangan manusia, iaitu peringkat transisi antara peringkat kanak-kanak dan peringkat dewasa. Semasa seseorang itu mengalami zaman remaja dia akan mengalami pelbagai perubahan yang drastik, termasuklah perubahan jasmani, sosial, emosi, dan bahasa. Akibat daripada itu, orang remaja merupakan orang yang emosinya tidak stabil, dan sentiasa "bermasalah".

Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang batasannya usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Pubertas yang dahulu dianggap sebagai tanda awal keremajaan ternyata tidak lagi valid sebagai patokan atau batasan untuk pengkategorian remaja sebab usia pubertas yang dahulu terjadi pada akhir usia belasan (15-18) kini terjadi pada awal belasan bahkan sebelum usia 11 tahun. Seorang anak berusia 10 tahun mungkin saja sudah (atau sedang) mengalami pubertas namun tidak berarti ia sudah bisa dikatakan sebagai remaja dan sudah siap menghadapi dunia orang dewasa. Ia belum siap menghadapi dunia nyata orang dewasa, meski di saat yang sama ia juga bukan anak-anak lagi. Berbeda dengan balita yang perkembangannya dengan jelas dapat diukur, remaja hampir tidak memiliki pola perkembangan yang pasti. Dalam perkembangannya seringkali mereka menjadi bingung karena kadang-kadang diperlakukan sebagai anak-anak tetapi di lain waktu mereka dituntut untuk bersikap mandiri dan dewasa.

Memang banyak perubahan pada diri seseorang sebagai tanda keremajaan, namun seringkali perubahan itu hanya merupakan suatu tanda-tanda fisik dan bukan sebagai pengesahan akan keremajaan seseorang. Namun satu hal yang pasti, konflik yang dihadapi oleh remaja semakin kompleks seiring dengan perubahan pada berbagai dimensi kehidupan dalam diri mereka. Untuk dapat memhami remaja, maka perlu dilihat berdasarkan perubahan pada dimensi-dimensi tersebut.

Dimensi Biologis

Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai dengan menstruasi pertama pada remaja putri atau pun perubahan suara pada remaja putra, secara biologis dia mengalami perubahan yang sangat besar. Pubertas menjadikan seorang anak tiba-tiba memiliki kemampuan untuk ber-reproduksi.

Pada masa pubertas, hormon seseorang menjadi aktif dalam memproduksi dua jenis hormon (gonadotrophins atau gonadotrophic hormones) yang berhubungan dengan pertumbuhan, yaitu: 1) Follicle-Stimulating Hormone (FSH); dan 2). Luteinizing Hormone (LH). Pada anak perempuan, kedua hormon tersebut merangsang pertumbuhan estrogen dan progesterone: dua jenis hormon kewanitaan. Pada anak lelaki, Luteinizing Hormone yang juga dinamakan Interstitial-Cell Stimulating Hormone (ICSH) merangsang pertumbuhan testosterone. Pertumbuhan secara cepat dari hormon-hormon tersebut di atas merubah sistem biologis seorang anak. Anak perempuan akan mendapat menstruasi, sebagai pertanda bahwa sistem reproduksinya sudah aktif. Selain itu terjadi juga perubahan fisik seperti payudara mulai berkembang, dll. Anak lelaki mulai memperlihatkan perubahan dalam suara, otot, dan fisik lainnya yang berhubungan dengan tumbuhnya hormon testosterone. Bentuk fisik mereka akan berubah secara cepat sejak awal pubertas dan akan membawa mereka pada dunia remaja.

Dimensi Kognitif

Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget (seorang ahli perkembangan kognitif) merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasi formal (period of formal operations). Pada periode ini, idealnya para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan abstrak. Kemampuan berpikir para remaja berkembang sedemikian rupa sehingga mereka dengan mudah dapat membayangkan banyak alternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat atau hasilnya. Kapasitas berpikir secara logis dan abstrak mereka berkembang sehingga mereka mampu berpikir multi-dimensi seperti ilmuwan. Para remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya, tetapi mereka akan memproses informasi itu serta mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka sendiri. Mereka juga mampu mengintegrasikan pengalaman masa lalu dan sekarang untuk ditransformasikan menjadi konklusi, prediksi, dan rencana untuk masa depan. Dengan kemampuan operasional formal ini, para remaja mampu mengadaptasikan diri dengan lingkungan sekitar mereka.

Dimensi Moral

Masa remaja adalah periode dimana seseorang mulai bertanya-tanya mengenai berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya sebagai dasar bagi pembentukan nilai diri mereka. Elliot Turiel (1978) menyatakan bahwa para remaja mulai membuat penilaian tersendiri dalam menghadapi masalah-masalah populer yang berkenaan dengan lingkungan mereka, misalnya: politik, kemanusiaan, perang, keadaan sosial, dsb. Remaja tidak lagi menerima hasil pemikiran yang kaku, sederhana, dan absolut yang diberikan pada mereka selama ini tanpa bantahan. Remaja mulai mempertanyakan keabsahan pemikiran yang ada dan mempertimbangan lebih banyak alternatif lainnya. Secara kritis, remaja akan lebih banyak melakukan pengamatan keluar dan membandingkannya dengan hal-hal yang selama ini diajarkan dan ditanamkan kepadanya. Sebagian besar para remaja mulai melihat adanya “kenyataan” lain di luar dari yang selama ini diketahui dan dipercayainya. Ia akan melihat bahwa ada banyak aspek dalam melihat hidup dan beragam jenis pemikiran yang lain. Baginya dunia menjadi lebih luas dan seringkali membingungkan, terutama jika ia terbiasa dididik dalam suatu lingkungan tertentu saja selama masa kanak-kanak.

Dimensi Psikologis

Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak. Pada masa ini mood (suasana hati) bisa berubah dengan sangat cepat. Hasil penelitian di Chicago oleh Mihalyi Csikszentmihalyi dan Reed Larson (1984) menemukan bahwa remaja rata-rata memerlukan hanya 45 menit untuk berubah dari mood “senang luar biasa” ke “sedih luar biasa”, sementara orang dewasa memerlukan beberapa jam untuk hal yang sama. Perubahan mood (swing) yang drastis pada para remaja ini seringkali dikarenakan beban pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah, atau kegiatan sehari-hari di rumah. Meski mood remaja yang mudah berubah-ubah dengan cepat, hal tersebut belum tentu merupakan gejala atau masalah psikologis.

Selasa, 15 April 2008

Standar Pendidkan dari BSNP

  1. BSNP merupakan badan independen mitra pemerintah sesuai amanat Undang Undang Sisdiknas yang bertugas antara lain menyelenggarakan ujian nasional serta menyusun rancangan peraturan bidang pendidikan.
  2. standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum NKRI
  3. standar isi adalah ruang ringkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteri tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
  4. standar proses adalah standar pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
  5. Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik
    maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.
  6. Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria
    minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium,
    bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang
    diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan
    komunikasi.
  7. Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan,
    pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota,
    provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
  8. Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan
    pendidikan yang berlaku selama satu tahun.
  9. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme,
    prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
  10. data statistik ujian nasional belum ketemu

Selasa, 01 April 2008

Mencari permasalahan dalam silabus BK serta solusinya

Memahami permasalahan yang terjadi pada usia remaja akhir
pada tingkatan SMA


Sub Tugas Perkembangan :
Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Kompetensi Yang diharapkan
1. Memiliki keyakinan dan ketaqwaan sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.
1.1 memahami diri sendiri dan eksistensi diri manusia sebagai makhluk Tuhan .
1.2 Mensinergikan dzikir, fikir dan ikhtiyar

2. Memiliki dasar humaniora untuk menerapkan kebersamaan dalam kehidupan
2.1 Menyadari tugas dan kewajibannya sebagai makhluk tuhan Yang Maha Esa.
2.2 Membangkitkan rasa spiritual dan rasa bertanggung jawab untuk memikirkan peran sendiri dalam kehidupan ini.
2.3 Meningkatkan kecerdasan spiritual dengan menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan setiap individu.
2.4 Menghiasi diri dengan sifat-sifat unggul.

Permasalahan :
1. Kecenderungan siswa malas memiliki sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Emosinya tidak terkontrol.
3. Egois.

Solusinya :
Dalam hal ini, diperlukan sikap yang kreatif dalam diri seorang guru BK untuk mensiasati siswa bagaimana agar dapat membentuk sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, cara penyampaian guru BK dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang harus dimiliki siswa haruslah memberikan pengaruh kuat agar siswa termotivasi untuk memiliki pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME.
Peranan guru BK menjadi bagian penting untuk dapat mencapai pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME. Pembelajaran serta pengenalan lebih dalam yang harus diterapkan dalam diri siswa oleh guru BK haruslah memenuhi kriteria. Selain itu, seorang guru BK harus mampu dan menanamkan sikap taat dan keingintahuan terhadap Tuhan YME yang pada akhirnya secara tidak langsung akan membentuk pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME. Jika dalam diri siswa telah termotivasi maka siswa akan terbiasa dan membiasakan diri untuk bersikap beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME.
Dapat disimpulkan bahwa hubungan antara siswa dan guru BK harus memiliki komunikasi yang baik untuk dapat mencapai penerapan serta pemantapan antara Tuhan untuk saling memiliki sikap beriman dan bertaqwa.