PERKEMBANGAN PSIKOLOGI REMAJA
Perkembangan bukan merupakan suatu proses yang terputus-putus dan terpisah-pisah, melainkan satu proses dinamik yang terus berlangsung terus menerus (kontinum). Secara umum harus dimengerti bahwa perkembangan adalah suatu kontinum. Dengan demikian, suatu fase perkembangan selalu berhubungan dengan fase sebelum dan sesudahnya.
Hurlock mengatakan bahwa “puberty is the period in the development span when the child changes from as asexual being”. Menarik sekali kalimat di atas, “Remaja adalah masa dalam perkembangan manusia, akan berubah dari makhluk aseksual menjadi makhluk seksual”. Periode remaja adalah masa transisi dalam periode anak-anak ke periode dewasa. Periode ini di anggap masa-masa yang sangat penting dalam kehidupan seseorang khususnya pembentukan kepribadian individu.
Kebanyakan ahli memandang masa remaja harus dibagi dalam dua periode karena terdapat ciri-ciri perilaku yang cukup banyak berbeda dalam ke dua (sub) periode tertentu. Pembagian ini biasanya menjadi: periode remaja awal (early adolescence), yaitu berkisar antara umur 13-17 tahun, dan periode remaja akhir, yaitu 17-18 tahun (atau umur dewasa menurut hokum yang berlaku di suatu negara).
Secara umum, periode remaja merupakan klimaks dari periode-periode perkembangan sebelumnya. Dalam periode ini apa yang diperoleh dalam masa-masa sebelummya diuji dan dibuktikan sehingga dalam periode selanjutnya individu telah mempunyai suatu pola pribadi yang lebih mantap.
Pertumbuhan dan perkembangan fisik dalam periode pubertas terus berlanjut sehingga mencapai kematangan pada akhir periode remaja. Masalah-masalah sehubungan dengan perkembangan fisik pada periode pubertas (malu, atau rendah diri, takut gemuk, dan lain-lain) masih berlanjut, tetapi akhirnya mereda.
Ciri-ciri perilaku yang menonjol pada usia-usia ini terutama terlihat pada prilaku sosialnya. Dalam masa-masa ini teman sebaya punya arti yang sangat penting. Mereka ikut dalam klub-klub, klik-klik atau geng-geng sebaya yang prilaku dan nilai-nilai kolektifnya sangat mempengaruhi perilaku serta nilai-nilai individu-individu yang menjadi anggotanya. Inilah proses dimana individu membentuk pola prilaku dan nilai-nilai baru yang pada gilirannya bisa menggantikan nilai-nilai serta pola prilaku yang diajarinya di rumah.
Remaja adalah seorang idealis, ia memandang dunianya seperti apa yang ia inginkan, bukan sebagai mana adanya. Ia suka mimpi-mimpi yang sering membuatnya marah, cepat tersinggung atau frustasi. Selain itu, oleh keluarga dan masyarakat ia dianggap sudah menginjak dewasa, sehingga diberi tanggung jawab layaknya seorang yang sudah dewasa. Ia mulai memperhatikan prestasi dalam segala hal, karena ia memberinya nilai tambah untuk kedudukan sosialnya di antara teman sebaya maupun orang dewasa.
Periode remaja adalah periode pemantapan identitas diri. Pengertiannya akan “siapa aku” yang dipengaruhi pandangan orang-orang sekitarnya serta pengalaman-pengalaman pribadinya akan menentukan pola prilakunya sebagai orang dewasa. Pemantapan identitas diri ini tidak selalu mulus proses yang panjang dan bergejolak. Oleh karena itu, banyak ahli menamakan periode ini sebagai masa-masa storm and stress.
Secara umum masa remaja dapat dibagi tiga bagian
1. Masa remaja awal (12-15 tahun)
pada masa ini individu mulai meninggalkan peran sebagai anak-anak dan berusaha m,engembangkan diri sebagai individu yang unik dan tidak tergantung pada orang tua. Focus dari tahap ini adalah penerimaan bentuk dan kondisi fisik serta adanya konformitas yang kuat dengan teman sebayanya.
2. Masa remaja pertengahan (15-18 tahun)
masa ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan berpikir yang baru. Teman sebaya masih memiliki peran yang penting. Namun individu sudah lebih mengarahkan diri sendiri (self-directed). Pada masa ini remaja mulai mengembangkan kematangan tingkah laku, belajar mengendalikan impulsivitas, dan membuat keputusan-keputusan awal yang berkaitan denagb tujuan vokasional yang ingin dicapai. Selai itu penerimaan dari lawan jenis menjadi penting bagi individu.
3. Masa remaja akhir (19-22 tahun)
masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peran-peran orang dewasa. Selama periode ini remaja berusaha memantapkan tujuan vokasional dan mengembangkan sense of personal identity. Keingingan yang kuat untuk menjadi matang dan di terima dalam kelompok teman sebaya dan orang dewasa, juga menjadi ciri dari tahap ini.
Referensi: Drs. Irwanto. Psikologi Umum. 2002. PT. Prenhallindo.
Agustiani, Hendriati. Psikologi Perkembangan.